Tuesday, January 5, 2016

150 ㅡ ♕ Hari itu, pertama kali aku bertemu dirinya.


Hari itu, pertama kali aku bertemu dengan Eundong, juga hujan, sama seperti hari ini. Hari itu, Eundong berbohong. Setelah beberapa lama, aku baru menyadari bahwa tidak mudah bagi Eundong untuk berbohong. Aku sangat berterima kasih padanya sekaligus khawatir karena mungkin saja ia terluka, jadi oleh sebab itu aku pergi mencarinya. Dan juga aku ingin tahu kenapa ia menolongku. Begitulah cara Eundong masuk dalam hidupku. Apakah ia makan atau apakah ada orang yang mengganggunya, semua perasaan ingin tahu itu muncul secara bersamaan. Aku mengingat hari itu seperti itu. Aku tidak pernah menangis ketika menonton film yang sedih ataupun ketika ada yang meninggal. Aku pikir, aku bukan orang yang seperti itu. Tapi anehnya, hari itu, aku menangis.


Eundong dan aku masih sangat muda. Tetapi perasaanku padanya saat itu, persis sama seperti itu. Aku belum tahu harus menyebutkan apa perasaan itu. Namun, kapanpun aku memikirkan Eundong, aku merasa hatiku menjadi kaku dan kram. Aku merasakannya setiap aku melihat Eundong.


No comments:

Post a Comment

감사합니다