Monday, March 30, 2015

101 ㅡ ♕ 내 목소리가 들어 줄수있어?




다이어리 안녕. 오랜만이네. 나 지금 왔어...내 이야기를 들어 줄수있어? 오늘 기분이 진짜 이상해서 왔어...

뭐야 이 느낌 정말 이상해. 난 울고싶다 그냥 다 모두 다 올거야. 참을수가없어서 그래... 울고있어 나는 지금. 많이 보고싶어. 예전에 많이 얘기를 들었다 니가 나 한테. 이제 우리 남남 사이 같아.

"그 사람은 널 좋아해 나는 확실히 알아. 이 메세지를 진짜 긴이다, 영이야.." 박봉수는 말했다.




근데 참 이상해. 이게 뭐야...그냥 그 말은 듣었어 계속 니가 생각나, 니가 생각나고 울고싶다.
우리가 뭐? 친구도 아니구? 우리가 썸 있어? 썸도 아니구. 연애도 아닌데...뭐야...
난 널 기다릴 수있어...괜찮을거야...그냥 마음 오늘 너무 아파. 남남 사이...그 착사랑보다 더 아프다. 

매일 매일 니가 봤으면...이상한 감정을 왔다갔다.
넌 제대로 날 귀찮게 보여. 난 그러게 귀찮으면 괜찮아 그냥 말해. 난 떠나야지...준비하고 있어. 말해...언제든지 난 그 말은 너의 입을 꼭 들어다고. 그래서 난 알아...후회 않아. 믿기 싫어도 참아야지. 믿어지지가 않아도 이제 괜찮아. 할수있어.

좋아한다는 그 말. 말 못하는 그 말...많이 보고싶어 좋아했던 너를.

어쩔수가 없어서 포기하지. "응...할게요." 이 말은 아프네.
잘 됐다 난 이제 알아. 넌 내 인생이 왔어...꿈 처럼. 고마워 내 인생이 이쁜 인생을 만들어졌다 정말 고마워.

하나만 내 부탁 들어 줄수있어? 그냥...계속 내 곁에 있어 줄래? 사라지지마...한상 머물러. 내 미소가 다 너 때문이야. 없어질까봐...두려워. 난 겁이나 이 인생을 혼자만 너 없이.


이런 기분 처음이야...행복했다.
이런 슬픈도 처음이야...고마웠다.
이런 슬픔도 다 처음이야...미안했다.

마음아...

이제 울어도 돼. 울면 됐어. 다 괜찮아 질거야.


고마워 그리고 미안해 널 좋아해졌어...


(우은미 - 많이 보고싶어)
(별 - 긑난 사이)
(레드벨벳 - 사탕)


Sunday, March 29, 2015

100 ㅡ ♕ Kamsahamnida for healing the pain.

Oh Ri Jin: "He hears his name like a ghost again. Because i shouted, 'Cha Do Hyun, come out!' You come out at once."
Cha Do Hyun: "Perhaps, did you remember?"
Oh Ri Jin: "About what?"
Cha Do Hyun: "About the name Cha Do Hyun..."
Oh Ri Jin: "Yes..."

Cha Do Hyun: "I'm sorry. I'm sorry for stealing your name against your will."
Oh Ri Jin: "Cha Do Hyun-ssi..."
Cha Do Hyun: "How you, Oh Ri Jin-ssi, call my name i like it a lot."
Oh Ri Jin:

I hope that you don't feel sorry towards me.
It's not perfect yet, but after getting my memories back, there were some painful memories, 
but there are some good memories as well.
In the good memories, there was Mom that saved me from the fire 
and also...there was the young, Mr.Cha that came to find me every night at 10.
For me, who was alone and didn't have one person to rely on, it was dark and cold.
For me, who was abandoned in the basement i fear of, Mr.Cha who came to look for me every night while putting his life on the line, you were my savior and hope. 
And so i was able to go through the pain. 
Thanks to you. 
That's how i was able to endure it. 
As i waited for you. 
The reason why my mind wasn't broken into pieces was probably...because of you, Cha Do Hyun.
I'm sorry...
Because of me...your mind became broken into pieces.
As you struggle with the other personalities every single day, to protect the name Cha Do Hyun, i know how hard you worked, Mr.Cha. 
And so, i'll give it to you as a present. The name, Cha Do Hyun...
If someone asks, "Who are you?"
I would be happy if you could answer, "I'm Cha Do Hyun." Just like how you did in the past.
If i call out "Perry Park", i would be happy if you would get annoyed and say, "No! I am Cha Do Hyun!"
Also...the person with this gaze and this face...i hope that his name is...Cha Do Hyun.







Oh Ri Jin: "Who...are you? Yo Na?"
Cha Do Hyun: "I am Cha Do Hyun."
Oh Ri Jin: "Sounds good...that name."
Cha Do Hyun:

Now that i think of it, for as long as i have lived, the words i have heard the most and spoken the most are Cha Do Hyun, the name.
That's why, you and i, although we parted in our childhood, i feel like our connection was never severed, and has always been connected under the name, "Cha Do Hyun."
I thought it would be painful for you if you were by my side. 
And i thought the me who would be seeing that, would feel much more pain. 
So i sent you away, but...i realized that you not being by my side was more painful. 
So, that's why i'm saying this...don't go. Stay with me.

kill me heal me, 18.


Saturday, March 28, 2015

99 ㅡ ♕ Excuse Me Sir, Mr. Gatsby is a Vampire or Batman?



"Kau selalu tidur subuh...mau jadi apa...?" Ahn menggerutu sendiri sambil menggelitik telepon genggamnnya. Selang beberapa saat, terlihat balasan darinya. Ya, dari orang itu. "Jadi apa ya...vampir mungkin?" Melihat balasan itu, Ahn cepat-cepat kembali membalas. "Vampir yang keren itu seperti Edward Cullen, bukan sepertimu. Kau? hmm...kalong?" Tawa kecil Ahn menggema, meskipun hanya tawa kecil. Lalu, balasan terus masuk ke dalam telepon genggam Ahn Youngyi. "Kalong? keren juga. Berarti aku adalah Batman." Cepat-cepat Youngyi membalas dengan ceria. "Batman? omg...jelek. Vampir jauh lebih keren." Tak sabar menunggu balasan darinya, Ahn terus menggenggam telepon. "Batman itu keren. Kau tak menonton filmnya? Coba kau tonton Dark Knight Rises. Kau akan tau seberapa keren Batman itu." Ahn memiringkan kepalanya sedikit, tanda ia tak tau film itu ketika membaca balasan. "Aku belum pernah menontonnya. Baiklah akan aku tonton nanti. Lebih keren vampir seperti Damon dan Niklaus dari Vampire Diaries." Balas Ahn cepat dan secepat kilat juga balasan kembali diterima Ahn. "Tetap saja, menurutku Batman jauh lebih keren dan kalau kau mau menonton film yang keren. Aku merekomendasikan The Great Gatsby padamu. Film itu benar-benar keren, aku suka." Ahn Youngyi...Ya...tak kuasa menahan senyum. "Vampir jauh lebih keren, sudahlah jangan berdebat denganku. Hmm...lebih baik aku menonton Dark Knight Rises terlebih dahulu atau The Great Gatsby?" Balas Ahn terus dengan senyum yang kalau kau mau tau tak pernah akan berhenti tersungging di bibirnya. "The Great Gatsby. Itu jauh lebih keren." Youngyi mengangguk ketika membaca balasan darinya. "Okay...aku akan menonton film itu besok di website inggris." Ahn menulis The Great Gatsby di note to-do-list yang harus dilakukannya besok. "Jangan disana! Inggrismu kan jelek, benar kau bisa mengerti filmnya?" Youngyi menyipitkan matanya ketika melihat pernyataan yang menjatuhkannya itu, namun ia tak dapat bertahan dan tertawa terbahak-bahak. "Wah kau ini! Malam-malam kau mau mengajak aku ribut?" Balasan demi balasan menghiasi malam Youngyi yang sedikit lucu. "Aku hanya bicara kenyataan." Gelitikan kecil terus-terusan diberikan pada telepon genggam Ahn. "Terus saja kau mengatakan hal itu..." Ahn Youngyi menyindirnya. "Memang aku ingin terus mengataimu." Detik demi detik berlalu dan balasan demi balasan terus-terusan muncul. "Kebiasaan yang aneh...." Tersenyum, tertawa, tak tau apa perasaan ini, Ahn Youngyi. 



"Aku telah menonton film itu, The Great Gatsby. Sangat bagus ya, aku suka sekali. Aku merasa kasihan pada Jay Gatsby." Ahn Youngyi menekan tombol-tombol kecil dan mengirimi balasan pesan untuk pesannya semalam. "Sudah kukatakan bahwa film itu sangat bagus, memang sangat bagus bukan?" Balasan kembali diterima Ahn pagi ini. "Bagus sekali, tak tau lagi harus berkata apa. Aku sangat sedih melihat Jay Gatsby...Ia begitu menyayangi perempuan itu dan perempuan itu juga menyayanginya, pernah menyayanginya begitu dalam. Namun, pada akhirnya perempuan itu tak memperdulikannya dan hanya pergi melarikan diri." 


Friday, March 27, 2015

98 ㅡ ♕ Tak pernah menyesal, bertahan.

tak pernah menyesal, masih bertahan.
tak pernah menyesal, pernah bertahan.
tak pernah menyesal, aku bertahan.

The day gets special enough just by being able to see the person i love for a bit.

"Aku tau semua tentang dia dan seseorang itu..." Ahn terdiam melihat pesan yang tertera di telepon genggamnya. Ya, dari Pandae tentunya. "Aku sudah tau semuanya." Ketika hendak mengirimkan balasan, "Namun, aku sudah siap menerimanya. Selama ia bahagia, aku tak apa-apa untuk selalu berada di sampingnya meskipun hanya sebagai sahabat." Pandae melanjutkan. Seulas senyum menghiasi wajah Ahn yang saat itu baru pulang sekolah. "Nyaman. Buat ia nyaman di sampingmu senyaman-nyamannya. Karena seseorang yang nyaman satu dengan yang lainnya, akan selalu kembali. Ia akan selalu kembali kepadamu karena kau selalu dapat membuatnya nyaman. Dan kenyamanan mengalahkan segala-galanya. Percaya padaku. Bukan, aku bukan mau membuatmu berharap lebih. Namun, aku hanya ingin kebiasaan yang terlalu biasa untuk menyayanginya itu selalu ada dan kau akan bahagia karena kau membuatnya nyaman dan ia akan selalu merasa nyaman berada di dekatmu. Lalu? hmm...ya...tak ada yang tau dimana finish mu. Sehingga yang harus kau lakukan hanyalah tetap menyayanginya dan lakukan yang terbaik. But, don't be too kind and it's okay to fight." Ahn membalas panjang, menjelaskan.
"Terimakasih, Youngyi-ah...berkat dirimu, aku tak pernah menyesal masih bertahan. Ya...kebiasaan yang terlalu biasa." 

I was keeping it in all day, but now it exploded.

Ahn Youngyi baru saja keluar dari kamar mandi ketika OST Healer terdengar menggema di kamarnya. Nama Park Bom tertera di layar telepon. Ada apa ini? pikirnya Baru saja kurang dari 1 jam mereka bertemu. Secepat kilat ia memutuskan untuk menekan tombol jawab. "Ya Bom-ah, ada apa?" 

"Aku sedih sekali, Youngyi-ah........" Terdengar isak tangis dari ujung sana dan dengan sesekali menyedot ingus yang keluar, Bom berusaha menjelaskan semua yang terjadi setelah Youngyi pergi dari kafe 1 jam yang lalu. Kejadian begitu mengejutkan. Semua yang terjadi sudah dibayangkan akan terjadi oleh Youngyi. Mendengar semuanya dengan jelas, Youngyi merasa hatinya seperti tertusuk duri yang tak tau datang dari mana dan bagaimana ia bisa tertusuk duri tersebut. Darah mengalir keluar dari tubuhnya yang lemah. Youngyi sedih. Youngyi kesal. Youngyi marah. Tetapi, kemarahannya tak bisa menandingi kesedihan, kekesalan dan kemarahan Park Bom. Bom begitu baik dan perhatian. Bom begitu tulus menyayanginya yang begitu tak baik di mata orang di sekelilingnya. Namun, inikah balasannya? Wow, amazing guy. 

"Sudah cukup, Bom-ah. Sudah cukup kau mengorbankan dirimu demi dirinya. Kau hanya tertawa lebar dan tetap membela dirinya ketika semua orang membanjiri dirimu dengan pertanyaan tentangnya. Kau tetap menutupi semua tentang dirinya dengan kata-kata manis tanpa dosa. Ia tau kau peduli padanya. Ia tau kau menyayanginya. Ia tau semuanya. Tetapi ia pura-pura bodoh dan tetap melakukan ini padamu. Kau pun tak dapat melakukan apa-apa karena rasa sayangmu padanya selalu ada, begitu besar. Tidak, kau tidak salah. Tak ada yang salah menyayangi seseorang. Jangan salahkan dirimu menyayangi dirinya. Aku hanya ingin kau tau bahwa kau bukan orang yang boleh dan bisa diperlakukan seperti itu olehnya. Aku kesal dengan sikapnya. Aku marah. Orang yang selalu membuatmu seperti ini adalah dia. Sudah berapa kali ini? Kali ini, ia sudah kelewatan. Ia sudah melanggar aturan mainnya sendiri dan untuk apa kau tetap berada dalam permainan ketika permainan itu sudah berakhir? Semua chances telah diambil dan sudah tak ada lagi chances tersisa. Bukan kau yang harus diberikan kartu merah. Bukan kau yang harus meninggalkan permainan. Berikan kartu merah padanya dan katakan 'Kartu merah kuberikan padamu. Mengapa? Karena kau yang harus keluar dari permainan ini, karena ini adalah permainanku' Katakan dengan lantang dan kau boleh pergi dengan marah." Ahn berkata dengan nada sedikit meninggi, mungkin terdengar tinggi dari ujung telepon. 

"Aku mengerti, Youngyi-ah. Terimakasih ya, aku cukup senang karena aku merasa hatiku sedang marah. Aku sudah menangis cukup lama sebelum memutuskan untuk meneleponmu sehingga sedihku sudah mulai berkurang sekarang. Dan kata-katamu membuatku lega. Thank you." 

Thursday, March 26, 2015

97 ㅡ ♕ Muak, Mia terlalu takut.

menunggu, menunggu, menunggu....

Mia kembali menggigit bibir dan melemparkan tatapan kepada Alex yang menyatakan bahwa laki-laki itu seharusnya tahu benar apa maksudnya. "Kau sudah tahu tentang kondisiku, Alex. Apakah aku masih harus menjelaskan alasannya? Kau tentu tahu banyak hal lebih penting yang harus kukhawatirkan tanpa perlu ditambah masalah hubungan dengan laki-laki," tukasnya. "Dan soal Ray..." Ia terdiam sejenak, suaranya berubah lirih, "Rasanya tidak adil membebani seseorang. Seseorang yang baik dan ingin menjalin hubungan serius dengamu jika kondisimu seperti ini."

Alex terlihat ingin membantah, tetapi mengurungkan niatnya. Setelah berpikir-pikir sejenak, ia berkata, "Aku tidak setuju, tapi aku tidak akan berdebat denganmu tentang hal itu sekarang."

Mia tidak mengerti apa yang tidak disetujui Alex, namun ia tidak sempat bertanya.

"Aku hanya ingin tahu apakah kau akan menerima perasaan Ray seandainya keadaannya berbeda," lanjut Alex. Ia menatap Mia lurus-lurus dan mengulangi pertanyaannya, "Seandainya keadaannya berbeda, seandainya tidak ada penyakit yang perlu kau cemaskan, seandainya kau bebas merasakan apa yang ingin kau rasakan, apakah kau akan menerima perasaan Ray?"

Seandainya. Mia menarik napas dalam-dalam dan memejamkan mata. Ia sudah terlalu sering memikirkan "seandainya" sejak menerima diagnosis dokter mengenai jantungnya yang melemah setiap hari. Kata sederhana itu kini terasa mengerikan baginya. Karena kata itu bertentangan dengan kenyataan. Karena kata itu merujuk pada mimpi yang tidak akan tercapai.

"Clark?"

Mia mengerjap, mengenyahkan air mata yang mengancam mengaburkan pandangannya dan mendongak menatap Alex Hirano yang balas menatapnya dengan tegang. Mia tahu ia semakin sering memikirkan "seandainya" sejak ia bertemu Alex. Sama seperti kata-kata Alex tadi, seandainya saja keadaannya berbeda, seandainya saja jantungnya tidak bermasalah, seaindainya ia bebas merasakan apapun yang ingin dirasakannya, dan seandainya saja ia bisa menunjukkan apa yang dirasakannya. 

Seandainya saja ia bisa menunjukkan apa yang dirasakannya....

"Tidak," sahut Mia jujur. "Aku tetap tidak akan menerima perasaan Ray walaupun seandainya keadaannya berbeda."

Karena ia tahu siapa yang akan dipilihnya seandainya keadaannya berbeda. 

sunshine becomes you, 318.



.....dan menunggu....menunggu, menunggu, menunggu dan menunggu....



I choose to be happy.
I choose to be happy with you. 
even if ,
you never see me.
even if,
you never choose me. 
it's okay,
you don't feel nothing at all. 
it's okay,
all my heart, you take.

it hurts cause it matters.

Wednesday, March 25, 2015

96 ㅡ ♕ Mia Takut, Youngyi-ah.

"Astaga, dia menyukaimu."
"Apa?" Mia menyentakkan kepala ke arah temannya.
Lucy mendesah menatap punggung Alex yang menjauh lalu menoleh ke arah Mia. "Dia menyukaimu, Mia."

Kata-kata Lucy menimbulkan sebersit perasaan aneh dalam diri Mia. Perasaan hangat dan menyenangkan yang tanpa disadarinya membuat bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. Walaupun begitu, ia menggeleng pelan untuk membantah pernyataan Lucy. 

"Kulihat dia berhasil membuatmu tersenyum kembali."
Mia menatap Lucy tidak mengerti. "Apa?"
"Akhir-akhir ini kau selalu murung. Ini pertama kalinya aku melihatmu tersenyum. Benar-benar tersenyum, bukan senyum sopan atau senyum terpaksa."
Mia menyesap tehnya tanpa berkata apa-apa.
Lucy mengerjap, menyadari sesuatu. "Oh, kau juga..."
"Tidak," sela Mia tajam dan menoleh menatap temannya dengan panik. Melihat mata Lucy yang melebar kaget, Mia menelan ludah dan berkata dengan nada lebih pelan, "Tidak, tidak seperti itu."

Ia tahu apa yang ingin dikatakan Lucy, tetapi ia tidak ingin mendengarnya. Ia tidak mau mengakuinya, tetapi jauh di dalam lubuk hatinya ia tahu ia merasakan hal itu. Tetapi itu perasaan terlarang baginya. Ia tidak boleh merasakannya. Tidak boleh memikirkannya. Karena itu Lucy tidak boleh mengatakannya. Apabila Lucy mengatakannya, segalanya akan terasa nyata dan Mia terpaksa menghadapinya. Lebih mudah bersikap seolah-olah perasaan itu tidak nyata. Jadi itulah yang ia lakukan. 

Lucy menatap Mia dan tersenyum samar. "Benarkah? Lalu kenapa kau langsung bisa tersenyum dan terlihat lebih gembira setelah bertemu dengannya?"

"Aku...Aku..." Mia tergagap, tidak tahu apa yang harus dikatakannya. 

sunshine becomes you, 294.

Tuesday, March 24, 2015

95 ㅡ ♕ Jika aku bukan diriku.

"Cobalah jadi diriku sekali saja. Cobalah dan lihatlah bagaimana aku ini sekarang. Seberapa kencang duniaku berputar sekarang. Kau bukanlah dirimu. Aku mohon cobalah kau jadi diriku. Kau bukanlah dirimu, Youngyi-ah..."

Ahn berfikir keras menatap langit penuh awan kelabu. "Jika aku bukanlah diriku. Jika aku dirinya. Apa yang aku lakukan?" Kata demi kata. Kalimat demi kalimat beruntaian menghujani langit Ahn Youngyi, mendung. "Jika aku menjadi dirinya. Satu hal yang kutahu...aku akan melakukan hal yang sama." Perempuan itu tersenyum sendiri, gelitik terasa di sekujur tubuhnya. "Aku akan dihujat. Aku akan dimaki. Aku tau itu. Namun aku memilih untuk bahagia dengan jalanku sendiri. Aku memilih untuk terus melangkah. Dapat tak dapatkan tak masalah. Aku hanya ingin berjuang. Aku akan berusaha meraih. Aku tak mau membohongi diriku sendiri. Aku mau berusaha." Ahn asik dengan dirinya sendiri sampai-sampai tak terasa seseorang membisikan sesuatu di telinganya. "Kau tak masalah melakukan itu. Mereka justru akan menyemangatimu. Mereka akan menganggapmu hebat. Perasaan melebihi segala-galanya. Well...it's fine for your kind. Tapi, bagaimana dengan aku?" Ahn termenung dibuatnya, berhenti sejenak tanpa suara lalu membalas, "Kau hebat. Kau akan selalu hebat ketika kau tak menyesali pilihan yang kau ambil. Cukup aku berkata." Youngyi menepuk pundak seseorang itu dengan harapan aura semangat dapat pindah ke pundaknya.

"Aku adalah dirimu. Dirimu adalah aku. Kau bertanya apa yang kulakukan? Aku melangkahkan kakiku meski tak tau arah. Namun, satu hal yang kutahu....aku bahagia melakukannya. Aku bahagia dengan air mata. Aku tertawa dengan harapan, mimpi tak sepahit kenyataan. Aku tak pernah menyesal, aku bertahan."

Good luck.

Monday, March 23, 2015

94 ㅡ ♕ Kiri atau Kanan.


Can i lay by your side...next to you.


Langit memang tak secerah kemarin-kemarin. Burung-burung tak berkicau sejak kemarin. Hari ini lebih tepat seperti hari kemarin, bukan hari-hari kemarin. Tepat seperti hari kemarin. Hujan jatuh tanpa pemberitahuan. Bintang pun tak mengulurkan lengan manis penuh gema. Sendirian. Tertinggal dari yang lain. Tak tau apa yang harus diperbuat. Tak tau apa yang harus dilakukan. Termenung bagai serpihan kecil batuan dunia. Tak mau lepaskan tangan. Bintang berlari, pagi hampir datang. Kesunyian pagi menyentuh bintang yang begitu tak berdaya. Sebentar saja. Sebentar bintang terbawa pergi. Pagi tak sadari sinarnya menghangatkan bintang yang begitu menggigit gigi. Sesosok pagi yang cerah penuh warna tak tau membuat bintang tak bergerak. Tak kuasa menahan tangis. Tak kuasa menahan tombak yang menusuk. Dentuman keras berputar di sekeliling dunia. Hancur. It's broken down...my life, your life, everyone's life at the moment. 


You'd say "I love you but not in that way."

Panggilan kiri dan kanan menghantui langkah. Titik air melewati bukit kecil yang lunak bernapas. Titik yang harus dihapus dengan tepukan pundak, tak apa. Lain hal, penglihatan tak bertenaga jelas memandang tak sadari apa yang direkam.  Kedua bola memang mengembang. Dunia berputar dengan kecepatan khusus, tak tau bagaimana menghentikan. Pertanyaan demi pertanyaan terlempar tak henti menikam pundak. Pernyataan demi pernyataan terlepas tak mau lepaskan pundak. Langit gusar. Burung-burung pergi. Bintang tak jatuh lagi. Namun, pagi secerah biasanya. Meskipun hujan turun. Titik air tergenang. Seulas tarikan bibir seperti tak akan pernah hidup kembali. Pundak, lakukan sesuatu. Bukan hujatan yang diguncang. Permohonan tolong terdengar. Jelas. 

You will never know that feeling, you will never see through this eyes...

Terdiam, mungkin sempat tertidur menyukai kehidupan jauh dari kebersamaan. Pertanyaan perbandingan terlempar. Tertangkap sih, jawaban terserah pundak. Kiri atau kanan. Kanan atau kiri. Tak tau arah mana yang harus dijalani. Bukan. Bukan begitu. Kiri tak jelas. Kanan tak tau. Biasa saja, mungkin itu. Tak tau harus bagaimana menghadapi? Jalani saja. Lihat yang berdiri di garis finish.

right.

right of left




Sunday, March 22, 2015

93 ㅡ ♕ Pilihan adalah sebuah takdir.

Hati yang tergerak karena senggolan kecil hanyalah sebuah bentuk gerakan lembut yang sangat bermakna.

Memilih untuk menerima gerakan kecil tersebut adalah sebuah pilihan. Pilihan bisa saja membawa kita kepada kebahagiaan hati dan bisa saja membawa kita kepada sebuah harapan kosong. Namun, jangan menyesali sebuah pilihan. Jalani pilihan itu dengan baik dan kau akan menghasilkan sesuatu yang baik. Ketika pilihan itu membawamu kepada tangis luka sendu, maka jangan menangis. Jangan kau sekali-kali menyesali pilihan itu. Kau harus menerimanya, karena itu adalah pilihanmu. Pilihan adalah sesuatu yang sangat kau inginkan. Pilihan membawamu kepada sesuatu yang sangat kau inginkan. Pilihan adalah kebahagiaan. Meskipun terkadang ada yang tersakiti. Meskipun terkadang hatimu terluka. Ketika kau menyesali sebuah pilihan karena itu memberimu luka, maka kau menyalahkan keadaan yang ada. Kau menyalahkan sebuah pilihan yang memang harus terjadi padamu, terjadi dalam hidupmu.

Jika kau tau hal yang menyakitkan akan terjadi padamu, mungkinah kau masih memilih pilihan itu? Itulah pertanyaan dan pernyataan yang akan dan selalu keluar dari bibirmu. Aku tau. Pilihan adalah sebuah pilihan. Kau dihadapkan kepada beberapa pilihan dan kau takut kau memilih pilihan yang salah. Namun, semua pilihan itu tetaplah pilihan yang tepat. Semua pilihan itu adalah jalan yang memang harus kau lalui. Salah atau benarnya sebuah pilihan adalah permainan pikiran. Jika kau menyebut sebuah pilihan itu dengan sebutan kesalahan maka semua yang terjadi merupakan sebuah kesalahan dalam hidupmu dan kau hanya akan merasa hancur. Namun, jika kau menyebut dalam hatimu bahwa semua itu memang sudah seharusnya terjadi padamu dan kau tak pernah menyesali pernah memilih jalan tersebut....maka semua kesedihan dapat kau terima dengan bahagia, semua kehancuran tak akan memporak-porandakan hidupmu dan semua kekecewaan tak akan menjatuhkanmu. Dan hal itu membawamu kepada kehidupan tanpa penyesalan. Penyesalan hanya membawamu pada kesedihan dan kehancuran. Jadi mulailah mencoba menerima dan jalani pilihamu dengan baik dan tulus.

Kunci dari semua pernyataan dan jawaban dari semua pertanyaan yang ada adalah fate. Kau tak dapat menghindari sebuah takdir. Takdir ada di dalam sebuah pilihan. Takdir menuntunmu untuk memilih. Takdir adalah sebuah pilihan. Takdir membawamu pada sebuah pilihan yang tepat. Namun, pikiranmulah yang membuat kebenaran itu menjadi sebuah kesalahan dan hanya memberikan hidupmu sebuah penyesalan. Jika pilihan yang kau pilih memberikan air mata, maka kau dihadapkan kembali kepada keputusan untuk menyesali atau tidak menyesalinya. Sebenarnya, penyesalan bukanlah sebuah pilihan melainkan sebuah mindset. Seperti yang telah kukatakan, tak ada pilihan yang salah. Yang ada hanyalah sebuah ketulusan dalam memilih. Ketulusan yang menuntunmu menuju kebenaran jalan bahagia...bagi dirimu sendiri.

Jangan takut untuk memilih.

Ketulusan yang diungkapkan dengan tulus akan terdengar dengan baik oleh seseorang disana. Aku memilih untuk bahagia. Semua pilihan yang kupilih tak akan pernah salah di mataku. Mungkin orang-orang menertawaiku karena terlalu bodoh untuk memilih mengungkapkan ketulusanku padanya. Namun, aku memilih untuk tulus pada perasaanku. Aku memilih untuk tak pernah menyesal akan semua yang kulakukan. Aku membuat pikirkanku menulis indah di atas kertas putih hidupku. Bahwa pilihan yang kupilih adalah pilihan yang tepat, sehingga semua yang kulakukan benar-benar membuatku bahagia dan tak pernah ada penyesalan terlukis dalam benakku. Aku tak mengharapkan diriku menjadi salah satu pilihan dalam hidupnya. Aku tak mengharapkan ia menjadikanku sebuah pilihan. Aku memilih untuk bahagia bersama tangis. Aku memilih untuk tertawa dengan air mata. Aku memang tak memilih untuk terjatuh dan kecewa, namun aku memilih untuk berlari dan tersenyum.

Good luck!

it's sad it ends.
it's okay it hurts.
time heals pains.
love heals broken hearts.

#nowplaying: Shannon - 20inch

Friday, March 20, 2015

92 ㅡ ♕ Kebiasaan yang terlalu biasa

I hope you aren't hurting as much as me 
I hope for this everyday, countlessly
I hope you won't remember as much as i do 


Paenda berkata lirih, "Hari ini mereka menghabiskan waktu bersama...Ahn..." Seseorang yang dipanggil Ahn ini hanya dapat menatap layar kecil telepon genggam yang dipegangnya dengan senyuman kecil. "Apa yang harus aku perbuat sekarang?" Paenda menambahkan pertanyaan.

Mengapa Ahn tersenyum? Ia harusnya bersedih bersama dengan Pandae...lalu mengapa ia tersenyum kecil?


"Aku tau kau masih ingin berusaha dan berjuang. Maka tunjukanlah! Kau boleh memperhatikannya. Kau boleh mengkhawatirkannya. Kau boleh menyayanginya. Kau boleh menunjukannya. Lakukan hal itu dengan perasaan senang. Karena ketika kau bahagia melakukan hal itu....tak akan pernah ada penyesalan." Ahn Youngyi menggelitik layar telepon genggamnya dengan cepat, membalas Pandae.


Tring...
Balasan dari Pandae sampai di tangan Youngyi secepat kilat.
"Ya...aku masih ingin terus berjuang, aku tak mau berhenti. Namun sampai kapan, Youngyi-ah? dan....tidakkah ia akan merasa bingung apabila aku melakukan hal itu?"

"Tunjukan rasa sayangmu padanya seperti yang biasa kau lakukan. Ia bingung? Mengapa jadi kau yang memikirkan hal itu? Apabila ia serius dengannya, ia tak akan mungkin merasa bingung dengan perbuatanmu. Hatinya tak mungkin tersenggol apabila ia serius. Hati yang tergerak bukanlah sebuah pilihan, namun bagaimana seseorang menyikapi gerakan itulah sebuah pilihan. Aku tak ingin kau hanya melihat kemungkinan terbaik. Aku pun tak akan membuatmu menggunakan kacamata hitam dan menutupi dirimu dari kemungkinan terjelek. Aku mendukungmu dalam semua keinginanmu. Tak ada salahnya mengingini sesuatu. Tak ada salahnya mengingini seseorang. Tak ada salahnya menunjukan rasa sayang. Tunjukan padanya rasa sayang itu in your way. Show him what makes you different. Kau bebas berbicara dengannya. Kau bebas tersenyum menatapnya. Kau bebas tertawa bersamanya. Kau bebas mengkhawatirkannya. Kau bebas memperhatikannya dan kau bebas menyayanginya. Lakukan semua itu sebagai sebuah kebiasaan. Ya, kebiasaan yang terlalu biasa. Kebiasaan adalah sesuatu yang kau lakukan berulang-ulang, sesuatu yang baik.........untuk dirimu. Sehingga sampai saatnya tiba untuk benar-benar berhenti....kau akan dapat menerima semuanya because you have tried your best to be different by being yourself. Kebiasaan untuk mengkhawatirkannya, memperhatikannya, dan menunjukan semuanya padanya tak akan pernah hilang karena kau telah terbiasa melakukan itu. Terlalu biasa.....sehingga kau hanya memikirkan bagaimana kau menunjukannya, bukan mendapati dirimu ditunjuki olehnya. Kebiasaan untuk menyayanginya tak akan pernah hilang meskipun kau berhenti dengannya karena kebiasaan itu sudah terlalu biasa untukmu. Dan setiap kali kau berada di sampingnya....bersiaplah untuk selalu kembali jatuh hati. Karena kau sudah terlalu biasa menyayanginya. Kau harus percaya bahwa ketika kau tulus melakukannya, maka ia akan menerima ketulusanmu dengan tulus. You are loved."

I hope you're better than me 
Oh today and tomorrow


Wednesday, March 18, 2015

91 ㅡ ♕ What does he mean to you.

Oh Ri Jin: "What does first love mean to a man?"
Oh Ri On:


It's a "thank you" if it folds up at once. 

If it opens up again, then it's lingering attachment.

If it opens up twice, it's sadness.

If it opens up again and again, it's pain.

And after opening up over and over again until it becomes ragged, that's how his heart ripped apart.

And they endure that ripping until it doesn't hurt.



난 행복했어
너는 어땠을까?


Tuesday, March 17, 2015

90 ㅡ ♕ 박봄에게

I’m walking and walking
Across the times, the memories, on this street
The flowers you bought me on the evening street
They’re still in the vase, withering away

The memories scatter with the blowing wind
I still miss you so much, I’m going crazy



힘들었다 오늘....우리 너무 힘들어. 박봄아...괜찮을거야. 울지마. 니가 울면 나도 아파. 행복해라. 그 남자 진짜 나쁜 사람이야. 우리 그 사실 다 알아...근데 어쩔수가 없어서 너 계속 혼자 울어 나 계속 너 한테 아무것도 몰라...그냥 너 혼자 울면 됐어....내 생각은. 그래서 울었다...알았는데 그만 울어 잘 살아. 니가 진실을 알고있어 근데 왜? 니가 그 사람 앞에 왜 이렇게 웃어? 뭐가 그렇게 재밌어? 난 널 잘 몰라. 음....조금 알아....니가 그 남잔 진짜 좋아해 근데 난 널 상처를 받고 볼수 없잖아. 그래서 이제.....그만해 봄아....그만 상처를 받아...



But I can’t hate you

I miss you, I miss you
Why am I hurting so much?
I’m silently crying, I love you
I need you, I need you
Nights without you feel so lonely


The clock keeps ticking

But our time has stopped
I quietly close my eyes
And think about your voice that I hear
It’s calling out to me again

I’ll hate you as much as I loved you

But I still miss you so much, I’m going crazy


Hari ini adalah hari yang melelahkan...kami sangat lelah. Park Bom-ah...semuanya akan baik-baik saja. Jangan menangis. Apabila kau menangis, hatiku juga sakit melihatnya. Bahagialah. Ia memang jahat. Kita tau semua kenyataannya...tetapi kita tak dapat melakukan apapun, kau selalu menangis sendiri, aku selalu tak tau apa yang harus aku lakukan...aku hanya membiarkan kau menangis sepuas-puasnya sendiri...ini pemikiranku. Sehingga setelah itu...kau tau semuanya, berhenti menangis dan hidup dengan baik. Kau tau semua kenyataannya tetapi mengapa? Di depan dirinya mengapa kau tertawa seperti ini? Apa yang begitu menarik? Aku tidak tau kau. Hmm....aku tau sedikit...kau begitu menyukai dirinya tetapi aku tak dapat melihatmu menerima luka darinya. Jadi sekarang......Stop Bom-ah....berhenti menerima luka itu...



I’m filled with scars, I’m a coward in this breakup

Please don’t leave me, you know



#nowplaying: Shannon - Hate You 


It still feels like you’ll appear

Why am I hurting so much?
I’m silently crying, I love you
I need you, I need you
Nights without you feel so lonely

Monday, March 16, 2015

89 ㅡ ♕ Perasaan & Logika

mulai tertarik.

"Perempuan memberi dengan perasaan. Laki-laki memberi dengan logika." Begitulah tutur kata Kim Jiwon Unnie, seorang gadis bertubuh mungil dan berambut menarik ini berkata pada Ahn ketika ia memulai sesi curhat dengannya. "Mengapa?" Jiwon unnie menatap Ahn Youngyi jelas. "Perempuan memberikan perasaannya bersama dengan sesuatu yang diberikan pada seseorang. Berbeda dengan lawan jenisnya, laki-laki memberikan sesuatu dengan perasaannya." Sebelum selesai menjelaskan klimaks tentang hal tersebut, Jiwon unnie melarikan diri ke luar gua hijau milik Ahn dan melangkah masuk ke dalam surganya yaitu kamar berdinding merah muda yang rapih. "Aku mengantuk, maaf." Ujarnya pendek.

Ahn menengadah ke langit-langit kamar berdinding hijau muda yang disukainya, "Apa maksud unnie tadi ya..." Pernyataan yang belum bertitik akhir ternyata lebih menakutkan daripada pertanyaan yang belum terjawab. 




mulai mencari.


Perempuan adalah mahkluk yang sederhana. Meskipun kau berulang kali menyalahkan mereka. Meskipun kau berulang kali menghindari mereka. Meskipun kau berulang kali menyangkal mereka. Kau tak dapat lari dari kenyataan bahwa kau membutuhkan mereka. Perempuan adalah mahkluk yang sederhana. Sederhana hanya dengan memberinya seulas senyuman, ia tersenyum. Sederhana hanya dengan menyapanya halus, ia tersenyum. Sederhana hanya dengan sebatas berjalan bersama tanpa suara, ia tersenyum. Sederhana hanya dengan pemberian sebuah hadiah mungil, ia bahagia. Bukan materi yang dilihatnya. Bukan harga yang dinilainya. Tetapi, ketulusan ketika kau ingat akan dirinya. Kesabaran ketika kau mencari dan mencari sambil memikirkannya. Keberanian untuk mulai membuka diri pada orang-orang disekelilingmu. Kebahagiaan ketika kau menyadari ia....ada, ia hidup di sisimu. Happy White Day! Perempuan mudah tersenyum. Namun, mudah tersandung batu dan menangis. Menangis meraung-raung tanpa sebab yang dapat dipertanyakan. Apakah benar ia terluka karena batu itu? Ataukah ia hanya takut ketika ia terjatuh? Aku tidak ingin menyebut perempuan sebagai mahkluk yang lemah. Ingat itu. Aku tidak menyebut hal itu. Aku hanya ingin kau tau bahwa perempuan adalah mahkluk yang sederhana. Perempuan memiliki perasaan yang sederhana. Karena itu, mereka mudah tersenyum, tertawa, terjatuh, dan bahkan terluka. Semua itu karena mereka begitu sederhana. Perempuan itu sederhana. Perempuan memberi dengan perasaan. Mereka mengisi setiap sisi kotak dengan senyuman lembut membayangkan dirimu yang akan bahagia ketika membukanya. Sisi kiri berisikan sebuah kapas biru yang halus, ia harap kau mendapati hal itu sesuatu yang lucu karena ia sangat menyukai hal itu. Ia suka hal yang aneh. Ia suka hal yang unik. Ia suka sesuatu yang murung...gloomy, mirip dengannya. Mungkin kau harus tau itu. Sisi kanan terdapat sebuah kotak kecil nan keras beroda 4, hitam legam terlihat. Ia tau kau suka hal itu. Ia tau kalian pernah bercakap tentang hal itu dan bercanda bersama. Ia selalu ingat hal-hal yang pernah kalian bicarakan. ia mengingatnya. Sisi kanan bawah kau dapati sebuah kotak keras yang sangat lemah dan mudah pecah. fragile. Namun, satu hal yang ingin ia sampaikan melalui itu, ia ingin kau memandangnya hanya sebagai sebuah pajangan saja dan bukan sesuatu hal yang harus kau lalui setiap harinya. Ia hanya khawatir kau akan lemah karena hal itu. Ia ingin kau mencoba berhenti. Ia mendukungmu. Pelan-pelan kau lakukan, tak apa. Sisi tengah kau melihat sebuah lingkaran penuh bahan-bahan kecil sebagai hiasan perutmu, ia belajar membuatnya demi dirimu. Ia memikirkanmu. Happy Valentine's Day! Dengan dentuman jantung yang siap melawan badan, ia memberanikan diri melangkah maju dan melepaskan semuanya ke tanganmu. Ia berlari melewati kerumunan dan meraihmu. Ia tak pernah berharap kau meraihnya kembali. Senyuman, ia hanya ingin melihat seulas senyuman tersungging di bibirmu ketika kau membuka sebuah kotak berisikan perasaan darinya untukmu. Perempuan berfikir dengan sederhana. Terkadang terlalu sederhana sampai-sampai membuat mereka berjalan terlalu jauh dalam angan-angan. Semua itu karena mereka mudah mencintai. Semua itu karena mereka mudah terluka. Semua itu karena mereka mudah takut. Semua itu karena mereka sederhana. Oleh karena itu, menyayangi bukan hal yang sulit bukan? 


mulai menemukan.


Nah, sudahkah kau tau apa perbedaan dari "Memberikan perasaan melalui sesuatu dan memberikan sesuatu melalui perasaan"? Dua hal yang berbeda. Namun, hopefully it means the same.  


thanks for the gift.
5102

#nowplaying: Love and Pain - Healer OST 

Sunday, March 15, 2015

88 ㅡ ♕ Mata Sembab Tanpa Sebab

Detik demi detik berdenting bagai dentingan piano yang lembut namun menggebu-gebu. Tanpa kau sadari, lembaran kertas tak selalu putih. Jam demi jam berlalu bagai kelinci yang cepat meninggalkan kura-kura di belakang. Tanpa sepengetahuan mu, kura-kura telah sampai di garis finish. Waktu demi waktu melangkah jauh darimu. Tanpa kau percaya bahwa waktu dapat menentukan akhir, semuanya hampir berhenti.

Seseorang berkata hari ini, "Jangan membuat kesimpulan sendiri." Bukan aku. Bukan aku yang membuat kutipan itu. Seseorang yang peduli menyampaikan, Lee Chaerin. Seseorang yang menyemangati. Seseorang yang tak mau ada kesakitan terjadi pada orang lain. Ia peduli.

Tak apa. Masuk ke kamarmu. Kunci pintunya. Dan tidurlah...kau mungkin lelah hari ini. Lelah meneteskan air mata tanpa alasan. Mata sembab tanpa sebab. Bodohnya dirimu. Tapi, apa boleh buat. Semua ternyata karena manusia punya hati. Begitu juga denganmu. Kau punya hati yang sedih. Kau punya hati yang menangis. Kau punya hati yang terluka. Kau manusia bodoh. Tetesan air mata penuh arti menetes satu per satu, tak deras namun melaju lurus melewati jalan berliku dalam hati

Kenangan masa lalu dapat menghantui jiwa. Kejadian masa lalu dapat mengingatkan hari akan waktu yang lelah berlari. Orang-orang masa lalu dapat membuat hati goyah. Kau hanya bisa menatap layar kaca kecilmu dengan perasaan gundah. Apa yang kau takutkan? tak akan terjadi apapun, kata orang itu. Apa yang kau tangisi? tak akan terjadi apapun, kata orang-orang itu. Apa yang kau pikirkan? tak usah dipikirkan, kata orang-orang dan orang itu. Kau terlalu banyak pikiran. Kau terlalu berpikir jauh. Benarkah? Aku tau, kau takut menatap hari esok. Tunggu dulu, bukannya selalu seperti ini? Memang tak pernah ada kabar. Memang tak pernah bercakap. Memang tak pernah tertawa bersama. Memang tak pernah dekat. so close yet so far....as always. Sudahlah. Jangan kau pikirkan. Sudahlah. Keluarkan semua. Sudahlah. Tangisan berhenti. Tidurlah. Tidur yang nyaman malam ini. Kau harus yakin bahwa someday you can be loved by someone...someday. Good night, Love!



*****************

Oh Ri On: "Get up! How long are you going to stay holed up in the corner of your room?"
Oh Ri Jin: "Just please leave me alone..."
Oh Ri On: "How long do i have to leave you alone? Until you die?!"
Oh Ri Jin: "I beg you to let me go!"
Oh Ri On:

If you're the one hurting, is that it?
Then what about us?
What do i say to Mom who cooks all day for you? 
"She said she'll have a hard time by herself. Act like you don't know." Should i say that?
What should i say to our Father who sobs in secret because his heart is so torn up because of you?
"She said she'll be in pain by herself. Ignore her." Should i say that?
Why do you have to make it that we can't help you? Why?!
Who do you think you are?!
I understand. You work this out yourself.
I don't like a sister who just cries. I like a vigorous sister.
If you're not going to be one, then you're not my sister.

Oh Ri Jin: "Don't be like this...I rely on you so much. I became so strong because of you. I'm not scared of anything when i think of the fact that you've got my back. I was wrong. I won't be like that. So...don't say that you won't be my brother. Ever since i was young, those were the words i was most afraid of."


Oh Ri On: "Are you going to eat then?"

Oh Ri Jin: "Yes..."
Oh Ri On: "Are you going to say that you're hurt when you're hurting?"
Oh Ri Jin: "Yes..."
Oh Ri On: "Are you going to say that you're tired when you're tired?"
Oh Ri Jin: "Yes..."
Oh Ri On: "Then after eating, are you going to take Ri Na out for a walk with me?"
Oh Ri Jin: "Yes..."
Oh Ri On: "That's enough. Follow me then."

*****************

Oh Ri Jin: "Hey, Brother."
Oh Ri On: "Why, Sister?"
Oh Ri Jin: "You know that i'm really thankful to you, right?"
Oh Ri On: "I'm not so sure."
Oh Ri Jin: "The love that you were supposed to receive alone from our parents, thanks for sharing it with me.  Thankyou for becoming my family. And thanks for being a reliable brother."
Oh Ri On: "Hey, give me the planer (for smoothing wood). I need it to push the goosebumps out of me."
Oh Ri Jin: "I love you a lot, Oh Ri On. You know that, right?"
Oh Ri On: "Yeah...thanks for loving me."

*****************


Saturday, March 14, 2015

87 ㅡ ♕ Youngyi-ah, bolehkah aku bertanya?

Banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu...
Youngyi-ah...
Bolehkah aku bertanya...
Sedikit saja...


Makin tekun kau mendengarkan suara di dalam hati, 
makin terampil kau mendengar suara-suara di luar dirimu.
- Dag Hammerskjold

Kau tak pernah mengenalnya dalam. Memang...ketika ia baik padamu rasanya begitu indah. Memang...ketika ia peduli padamu rasanya begitu tak tertahankan. Meskipun ia sebenarnya tak pernah melakukan itu. Meskipun itu semua hanyalah pikiran mu yg selalu ingin kau buat terjadi dalam hidupmu. Kau tak tau bagaimana rasanya menyayangi seseorang. Kau tak tau bagaimana harus peduli pada seseorang. Kau tak tau bagaimana harus memperlakukan seseorang. Kau tak tau bagaimana harus menanggapi semua itu. Apakah kau takut? Kau begitu takut sampai-sampai kau lupa akan semua yang dulu pernah kau lakukan. Apakah kau tak ingat? Ingatkah kau, Youngyi...dulu kau pernah mencoba. Dulu kau pernah berusaha. Dulu kau pernah menyayangi. Lalu...Mengapa sekarang semuanya sirna dari hidupmu? Ketika ia marah, kau tak tau harus berkata apa. Ketika ia sedih, kau bingung kapan waktu yang tepat untuk merangkul. Ketika ia bahagia, kau selalu bertanya kapan kau bisa tertawa bersamanya. Apakah perasaan ini? Ini aneh. Memang aneh dan kau mulai mempertanyakan sesuatu. Benarkah ia peduli padamu? Aku tak tau tentang itu. careless...super careless. Bagaimana kalau kau pun tak peduli juga? Kau bisa. Kau mampu. Aku tau. Benarkah ia melihatmu sebagai seorang perempuan? Ya, tentu saja. Teman perempuan. Nothing more and nothing less...that's it. Bagaimana kalau kau pun juga menganggapnya hanya sebagai teman laki-laki? Aku tau kau memang menganggapnya sebagai teman laki-laki. Hanya teman laki-laki karena sama seperti dulu...kau tak pernah mengenal seseorang dengan dalam. Sedang berbohong kah kau saat ini? No, i'm not lying. Kau memang menganggapnya hanya sebagai salah satu teman laki-laki mu. Mengapa? Karena kau begitu takut mengenalnya. Karena kau begitu takut tak bisa lepas. Karena kau tak tau harus melakukan apa. Karena kau sangat bingung, Karena begitu banyaknya pertanyaan yang memenuhi hari-hari tanpa suara. Ya, i know. Kau memang pernah berbohong tentang ekspektasi. Tetapi kali ini, Mungkinkah ini kejujuran? Aku pernah melihatmu terpaku menatapnya kosong tanpa memandang masa depan. Kau terpaku. Kau terlihat bingung. Kau terlihat bodoh...maafkan aku. Lalu...Benarkah ia menyadari keberadaanmu?...ia sadar. Namun, hanya sebatas itu. Benarkah ia mengkhawatirkan mu? Ketika kau harus berjalan cukup jauh menuju tempat dimana kau harus berjalan, ia hanya menoleh dan melambaikan tangan tanpa ada sedikit kekhawatiran akan perjalanan jauh yang harus kau lalui. "Hati-hati ya..." Is it hurt to even just saying something short like that? Tak pernah sepatah kata pertanyaan, "Sudah sampaikah kau?" Tak pernah ada kata-kata terucap. Kau tak kecewa, aku tau. Kau selalu berkata pada dirimu, kau selalu menghipnotis dirimu untuk tetap sendiri melakukan semua itu. "Aku memang selalu seperti ini bukan? So what's new? Memang tidak pernah ada yang menemaniku, rela berkorban demi diriku dan berada di sisi ku...It's okay...Aku, sudah terbiasa." Kau hanya bisa tersenyum memandang langkahmu menjauh dan menjauh dari tempat dimana ia berada. Kau bukan siapa-siapa. Kau hanya teman perempuan. Benarkah ia menyimpan perasaan? Kau benar-benar tak tau. Ini jujur. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tak asing namun kau tau jawabannya bermakna tak asing bagimu. Well...kau memang dekat dengannya. But...so close yet so far. Kau tak pernah menyentuh sesuatu di dalam dadanya yang dingin. Kau harus menunggu, menunggu dan menunggu jawaban yang tak asing itu terucap dari bibirnya. Kau bingung. Kau takut. Dua hal itu selalu terngiang-ngiang dalam benakmu bukan? Ya memang. Setiap kali mereka berbicara tentangmu dengannya...kau merasakan sesuatu yang salah dalam dirimu. Kau ingin tau bagaimana ia menanggapi itu. Namun, sayangnya...kau tak pernah melihat apapun. Adakah keinginanmu untuk menemui jawaban itu? Ya. Kau sudah siap. Kau tak mau menunggu suatu pertanyaan terjawab yang mana jawaban itu tak asing di telingamu. Kau ingin tau. Kau harus tau...sehingga kau bisa dewasa menerima kenyataan. Yang terpenting, sehingga kau bisa menatap matanya kembali seperti dulu. Lalu, kau dapat mulai bercakap, tersenyum dan tertawa bersamanya kembali seperti dulu. Seperti pada awalnya semua itu belum dimulai. We were so happy.

Tak ada yang perlu ditakuti dalam hidup ini, Semua hanya perlu dipahami.
- Marie Curie

#nowplaying:아픔의 흔적  (A Trace of Pain) - Healer OST