Thursday, March 26, 2015

97 ㅡ ♕ Muak, Mia terlalu takut.

menunggu, menunggu, menunggu....

Mia kembali menggigit bibir dan melemparkan tatapan kepada Alex yang menyatakan bahwa laki-laki itu seharusnya tahu benar apa maksudnya. "Kau sudah tahu tentang kondisiku, Alex. Apakah aku masih harus menjelaskan alasannya? Kau tentu tahu banyak hal lebih penting yang harus kukhawatirkan tanpa perlu ditambah masalah hubungan dengan laki-laki," tukasnya. "Dan soal Ray..." Ia terdiam sejenak, suaranya berubah lirih, "Rasanya tidak adil membebani seseorang. Seseorang yang baik dan ingin menjalin hubungan serius dengamu jika kondisimu seperti ini."

Alex terlihat ingin membantah, tetapi mengurungkan niatnya. Setelah berpikir-pikir sejenak, ia berkata, "Aku tidak setuju, tapi aku tidak akan berdebat denganmu tentang hal itu sekarang."

Mia tidak mengerti apa yang tidak disetujui Alex, namun ia tidak sempat bertanya.

"Aku hanya ingin tahu apakah kau akan menerima perasaan Ray seandainya keadaannya berbeda," lanjut Alex. Ia menatap Mia lurus-lurus dan mengulangi pertanyaannya, "Seandainya keadaannya berbeda, seandainya tidak ada penyakit yang perlu kau cemaskan, seandainya kau bebas merasakan apa yang ingin kau rasakan, apakah kau akan menerima perasaan Ray?"

Seandainya. Mia menarik napas dalam-dalam dan memejamkan mata. Ia sudah terlalu sering memikirkan "seandainya" sejak menerima diagnosis dokter mengenai jantungnya yang melemah setiap hari. Kata sederhana itu kini terasa mengerikan baginya. Karena kata itu bertentangan dengan kenyataan. Karena kata itu merujuk pada mimpi yang tidak akan tercapai.

"Clark?"

Mia mengerjap, mengenyahkan air mata yang mengancam mengaburkan pandangannya dan mendongak menatap Alex Hirano yang balas menatapnya dengan tegang. Mia tahu ia semakin sering memikirkan "seandainya" sejak ia bertemu Alex. Sama seperti kata-kata Alex tadi, seandainya saja keadaannya berbeda, seandainya saja jantungnya tidak bermasalah, seaindainya ia bebas merasakan apapun yang ingin dirasakannya, dan seandainya saja ia bisa menunjukkan apa yang dirasakannya. 

Seandainya saja ia bisa menunjukkan apa yang dirasakannya....

"Tidak," sahut Mia jujur. "Aku tetap tidak akan menerima perasaan Ray walaupun seandainya keadaannya berbeda."

Karena ia tahu siapa yang akan dipilihnya seandainya keadaannya berbeda. 

sunshine becomes you, 318.



.....dan menunggu....menunggu, menunggu, menunggu dan menunggu....



I choose to be happy.
I choose to be happy with you. 
even if ,
you never see me.
even if,
you never choose me. 
it's okay,
you don't feel nothing at all. 
it's okay,
all my heart, you take.

it hurts cause it matters.

No comments:

Post a Comment

감사합니다