Saturday, March 14, 2015

87 ㅡ ♕ Youngyi-ah, bolehkah aku bertanya?

Banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu...
Youngyi-ah...
Bolehkah aku bertanya...
Sedikit saja...


Makin tekun kau mendengarkan suara di dalam hati, 
makin terampil kau mendengar suara-suara di luar dirimu.
- Dag Hammerskjold

Kau tak pernah mengenalnya dalam. Memang...ketika ia baik padamu rasanya begitu indah. Memang...ketika ia peduli padamu rasanya begitu tak tertahankan. Meskipun ia sebenarnya tak pernah melakukan itu. Meskipun itu semua hanyalah pikiran mu yg selalu ingin kau buat terjadi dalam hidupmu. Kau tak tau bagaimana rasanya menyayangi seseorang. Kau tak tau bagaimana harus peduli pada seseorang. Kau tak tau bagaimana harus memperlakukan seseorang. Kau tak tau bagaimana harus menanggapi semua itu. Apakah kau takut? Kau begitu takut sampai-sampai kau lupa akan semua yang dulu pernah kau lakukan. Apakah kau tak ingat? Ingatkah kau, Youngyi...dulu kau pernah mencoba. Dulu kau pernah berusaha. Dulu kau pernah menyayangi. Lalu...Mengapa sekarang semuanya sirna dari hidupmu? Ketika ia marah, kau tak tau harus berkata apa. Ketika ia sedih, kau bingung kapan waktu yang tepat untuk merangkul. Ketika ia bahagia, kau selalu bertanya kapan kau bisa tertawa bersamanya. Apakah perasaan ini? Ini aneh. Memang aneh dan kau mulai mempertanyakan sesuatu. Benarkah ia peduli padamu? Aku tak tau tentang itu. careless...super careless. Bagaimana kalau kau pun tak peduli juga? Kau bisa. Kau mampu. Aku tau. Benarkah ia melihatmu sebagai seorang perempuan? Ya, tentu saja. Teman perempuan. Nothing more and nothing less...that's it. Bagaimana kalau kau pun juga menganggapnya hanya sebagai teman laki-laki? Aku tau kau memang menganggapnya sebagai teman laki-laki. Hanya teman laki-laki karena sama seperti dulu...kau tak pernah mengenal seseorang dengan dalam. Sedang berbohong kah kau saat ini? No, i'm not lying. Kau memang menganggapnya hanya sebagai salah satu teman laki-laki mu. Mengapa? Karena kau begitu takut mengenalnya. Karena kau begitu takut tak bisa lepas. Karena kau tak tau harus melakukan apa. Karena kau sangat bingung, Karena begitu banyaknya pertanyaan yang memenuhi hari-hari tanpa suara. Ya, i know. Kau memang pernah berbohong tentang ekspektasi. Tetapi kali ini, Mungkinkah ini kejujuran? Aku pernah melihatmu terpaku menatapnya kosong tanpa memandang masa depan. Kau terpaku. Kau terlihat bingung. Kau terlihat bodoh...maafkan aku. Lalu...Benarkah ia menyadari keberadaanmu?...ia sadar. Namun, hanya sebatas itu. Benarkah ia mengkhawatirkan mu? Ketika kau harus berjalan cukup jauh menuju tempat dimana kau harus berjalan, ia hanya menoleh dan melambaikan tangan tanpa ada sedikit kekhawatiran akan perjalanan jauh yang harus kau lalui. "Hati-hati ya..." Is it hurt to even just saying something short like that? Tak pernah sepatah kata pertanyaan, "Sudah sampaikah kau?" Tak pernah ada kata-kata terucap. Kau tak kecewa, aku tau. Kau selalu berkata pada dirimu, kau selalu menghipnotis dirimu untuk tetap sendiri melakukan semua itu. "Aku memang selalu seperti ini bukan? So what's new? Memang tidak pernah ada yang menemaniku, rela berkorban demi diriku dan berada di sisi ku...It's okay...Aku, sudah terbiasa." Kau hanya bisa tersenyum memandang langkahmu menjauh dan menjauh dari tempat dimana ia berada. Kau bukan siapa-siapa. Kau hanya teman perempuan. Benarkah ia menyimpan perasaan? Kau benar-benar tak tau. Ini jujur. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tak asing namun kau tau jawabannya bermakna tak asing bagimu. Well...kau memang dekat dengannya. But...so close yet so far. Kau tak pernah menyentuh sesuatu di dalam dadanya yang dingin. Kau harus menunggu, menunggu dan menunggu jawaban yang tak asing itu terucap dari bibirnya. Kau bingung. Kau takut. Dua hal itu selalu terngiang-ngiang dalam benakmu bukan? Ya memang. Setiap kali mereka berbicara tentangmu dengannya...kau merasakan sesuatu yang salah dalam dirimu. Kau ingin tau bagaimana ia menanggapi itu. Namun, sayangnya...kau tak pernah melihat apapun. Adakah keinginanmu untuk menemui jawaban itu? Ya. Kau sudah siap. Kau tak mau menunggu suatu pertanyaan terjawab yang mana jawaban itu tak asing di telingamu. Kau ingin tau. Kau harus tau...sehingga kau bisa dewasa menerima kenyataan. Yang terpenting, sehingga kau bisa menatap matanya kembali seperti dulu. Lalu, kau dapat mulai bercakap, tersenyum dan tertawa bersamanya kembali seperti dulu. Seperti pada awalnya semua itu belum dimulai. We were so happy.

Tak ada yang perlu ditakuti dalam hidup ini, Semua hanya perlu dipahami.
- Marie Curie

#nowplaying:아픔의 흔적  (A Trace of Pain) - Healer OST