Thursday, March 12, 2015

86 ㅡ ♕ Inikah Ketakutanmu, Youngyi-ah?

"Kau kenapa hari ini Pandae? Aneh sekali tingkahmu..." Ahn yang duduk tepat di hadapan seorang laki-laki tinggi, tanpa lemak dengan kacamata ala korean boy menghiasi wajah yang sedikit menarik itu menatapnya heran. "Wah...makanan ini enak sekali!" Laki-laki bernama Pandae itu tertawa sendiri, tak menghiraukan Ahn yang sedang menatapnya lekat. "Oh! Galau Syndrome detected." Ahn menyeringai, kemudian menyantap tali panjang berkuah yang tersedia di atas meja.

"Kita tak boleh dihujani masa lalu." Lubuk hati menyentuh pikiran sendu Ahn.


************************************
Masa lalu ada di belakang kita, cinta ada di depan dan di sekeliling kita.
- Emme Woodhull-Bache

************************************

Pandae yang sedari tadi memang bertingkah aneh tiba-tiba melingkarkan lengannya yang panjang di bahu Park Bom. Ya, Park Bom selalu ada kemanapun Youngyi pergi. Ini aneh? tidak juga. Ya sudahlah. Ahn Youngyi tersenyum lembut menatap keduanya yang sedang tertawa, bermain. 
"Oh ya, kalau dilihat-lihat yang paling anteng-anteng saja hanya kau, Youngyi. Aku tak pernah melihatmu dengan pria, Youngyi-ah." Sebuah suara berat terdengar membuyarkan lamunan Youngyi akan keinginan diperlakukan seperti Park Bom disana. "Hmm...? Pria?" Ahn tertegun. "Yoondo? Youngyi pernah dengan Yoondo bukan ketika ia masih menjadi Song Joohee." Park Bom mengambil alih keadaan untuk menjawab sambil terkekeh kecil. "Wah wah, lihatlah temanmu yang satu ini. Mengapa kau membawa masa lalu? Tidakkah harusnya kita melihat masa sekarang?" Laki-laki dibelakang kemudi yang tadi bertanya kini menambahkan pertanyaan lagi dan lagi. Ia, Bebe. "Maksudku, aku tak pernah melihat Youngyi bersama dengan seorang laki-laki." Bebe menambahkan sambil memutar setir mobil menuju ke kafe yang dituju. "Ya...kita tetap harus menerima masa lalu untuk masa depan yang lebih baik." Youngyi terdiam dan hanya bisa tersenyum menanggapi semua pertanyaan dan pernyataan yang tertubi-tubi menghantam kepala dingin dan hati panas Youngyi. Bebe dan Bom mengambil alih keadaan, membicarakan Youngyi di dalam mobil. Cara yang tepat untuk menghilang dari situasi semacam ini bagi Youngyi adalah dengan mengalihkan pandangannya ke sisi poninya yang terurai, melihat jalanan dari layar kaca mobil yang sedikit gelap. "Ya.." Ia menjawab pelan. "Aku pun tak tahu mengapa..." Senyuman halus ciri khas dari perempuan bernama Ahn Youngyi ini terlihat kembali. 

"Aku tak pernah dekat dengan laki-laki. Laki-laki tak pernah mendekatiku. Begitulah hidupku. Aku tak percaya mereka, belum. Aku belum berani mengenal mereka, ya. Apakah mereka pun begitu? Mereka tak percaya padaku? Aku tak menarik. Aku tahu. Aku bingung bagaimana harus percaya dan mulai mengenal mereka. Aku tak punya daya tarik. Aku redup. Aku takut. Aku tak tahu harus bagaimana. Bagaimana cara mengenal mereka kembali? Aku lupa bagaimana caranya. Aku lupa bagaimana rasanya. Aku lupa semuanya. Orang-orang dalam masa laluku telah bahagia. Satu per satu dari mereka telah menemukan kebahagiaan yang terbaik. Aku tak iri, ya bohong. Aku sedikit iri. Bagaimana mereka dapat memulainya kembali? Apakah mereka pernah lupa bagaimana cara memulainya? Atau tidak? Aku rasa mereka tak lupa. Mereka hebat. Aku ingin mulai berjalan. Aku ingin mulai tertarik. Aku ingin menggapai kebahagiaan. Aku ingin melakukan semuanya. Tapi, aku tak tahu harus berkata apa. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku tak tahu harus berbuat apa. Apakah ini yang dinamakan ketakutan? Apakah ini yang dinamakan jalan buntu? Bisakah aku sembuh? Bisakah aku memulainya kembali? Inikah ketakutakanmu, Youngyi-ah? Inikah ketakutanmu selama ini yang tak bisa kau sembuhkan sampai detik ini? Hati itu terlalu mati untuk memulai. Otak ini terlalu rusak untuk berfikir. Badan ini terlalu bingung untuk melangkah. Haruskah aku tetap berada di tempat ini, memandangi diriku sendiri yang sangat tak menarik? Aku mohon, aku hanya ingin sembuh. Aku hanya ingin menemukan jawaban dari semua pertanyaanku..." Helaan napas panjang terdengar dari sisi Ahn Youngyi sebelum melangkahkan kaki turun dari mobil Bebe dan menuju ke pintu masuk kafe.


Hatimu sakit? Harusnya sih tak apa.
Lukamu belum sembuh? Pelan-pelan semuanya akan berakhir.
Kau bingung? Aku juga tak tahu.
Kau takut? Aku lebih takut.
Kau tak menarik? Aku terlupakan.
Kau suka berbohong? Aku tidak, hipnotis yang kulakukan.
Pernahkah kau rasakan hal yang sama? Mungkin kita bisa berteman. 


Aku takut, aku memang sendiri.

Perbedaan antara mencoba (try) dan kemenangan (triumph) hanyalah secuil tenaga (umph)
- ANONIM