Saturday, March 7, 2015

81 ㅡ ♕ Pipimu merah sekali.

"Jangan lupa datang nanti malam, Youngyi-ah" Bongsoo menepuk pundak Youngyi sambil bercanda. "Usahakan oke?" 
"Baiklah, akan aku usahakan."

Youngyi POV
Aku takut untuk pergi pada awalnya. Aku sangat takut ketika kau mulai berbohong bahwa kau tak datang ke tempat itu. Kau bilang bahwa kau akan datang ketika ada waktu. Ya, baiklah aku mengerti. Aku hanya dapat mengatakan hal itu. Namun dalam hati kau harus tau bahwa aku sangat mengharapkan untuk bertemu denganmu disana. Bercakap-cakap denganmu. Bersenda gurau denganmu. Menunjukkan rasa peduli ku padamu. Menunjukkan rasa perhatian ku padamu. Itu semua adalah bentuk rasa sayangku padamu. 

21:15
Aku sampai bersama dengan dua sahabat karib yang menghiasi hari-hari sekolah menengahku. Dengan perasaan sedikit takut, perasaan tak enak...kami melangkah masuk ke dalam ruangan berasap penuh kata kasar. Aku segera mencari sesosok yang kukenal, pastinya dia. Mataku tertuju padanya dan tak lepas duduk tepat di sebelahnya. Teman-teman yang ada disana menyediakan sebuah tempat duduk tepat di sebelahnya. Aku sangat bahagia. Aku meneguk beberapa gelas minuman pahit penuh es batu. Berbincang-bincang dengannya yang setengah pusing. Bercanda dengannya yang sedang aneh. Menepuk tangannya yang jahil ingin mengambil sebuah kotak dengan cover yang mengerikan. 

"Tidak, jangan! Pipimu sudah cukup merah. Aku tak mau melihatmu seperti itu. Jadi hentikan!" Aku hanya bisa tersenyum semanis mungkin untuk membuatnya jatuh hati padahal sudah jelas tak akan terjadi hal seperti itu.

"Hehehe..." Seseorang itu hanya terkekeh memandangku lekat. "Oke?" Aku memantapkan kalimatku. Namun, tidak ada jawaban darinya. Ia hanya tersenyum dan tertawa sendiri, tanda ia telah terbang ke langit ke tujuh.

22:45
Aku berjalan menuju lift dengan Hyorin dan Bora. Kami berbincang-bincang mengenai sesuatu dan segera naik mobil, pulang bersama dengan Hyorin sang suara emas. Jemariku menggelitik handphone, "Tolong jaga dia. Aku khawatir."

Aku takut ia pergi.
Aku takut ia melihat yang lain.
Aku takut ia mulai melihat seseorang selalu ada di sisinya.
Aku takut ia tak membutuhkan aku karena aku tak ada untuknya.
Aku takut ia mulai melihat seseorang yang lain dan bukan aku... 


08:49
Chaerin dan Bom menghiasi layar handphone ku.
"Maafkan aku...aku tak mampu menjaganya. Perempuan itu sangat dekat dengannya. Aku sangat pusing semalam." 
"Maafkan aku...aku tak mampu menjaganya. Aku pun harus dijaga disana. Aku sangat pusing semalam. Perempuan itu sangat menempel dengannya. Tapi, aku punya sesuatu untukmu. Ia tak suka dengan perempuan itu, fake drunk he said. Aku bertanya padanya, yang mana yang tak kau suka? Ia menjawab yang ini ia tak suka, yang itu ia tak tau."

aku mengerti