Saturday, April 18, 2015

110 ㅡ ♕ 이안에게

Thankyou for the memories. 
그동안 너무 감사했습니다.

Friday, April 17, 2015

109 ㅡ ♕ 소담.

Can i sincerely love someone again?
누군가를 다시 진심으로 사랑 할수 있을까요?

Thursday, April 9, 2015

108 ㅡ ♕ Ketika Mimpi Berakhir.

Kenyataan telah bertemu dengan sang akhir, lalu mengapa tak kau akhiri juga mimpimu yang hanyalah sebuah angan-angan semata? Kini kau tak tahu bagaimana cara membedakan sebuah mimpi dan sebuah kenyataan. Mengapa? Terlalu sering bermimpi dalam diam.



Ahn Youngyi meletakkan kedua telapak tangannya yang mungkin dapat dikatakan mungil itu di atas kedua kelopak matanya yang sipit, ya kecil. Ia menutup matanya dan menata pikirannya yang selama ini terlalu bising. Ahn mencoba mengerahkan seluruh tenaga yang tersisa dari dirinya yang baru pulang sekolah itu untuk menghela napas panjang. Mengapa menghela napas? Ahn berusaha membuat dirinya benar-benar merasa lelah, sangat lelah.

Terlalu lelah...hingga tak kuat membuka kedua bola matanya. Terlalu lelah hingga tak sanggup membuka satu mata hatinya. Terlalu lelah untuk mulai melihat orang-orang yang silih berganti hadir dalam hidupnya. Terlalu lelah untuk tersenyum menatap sesuatu itu yang hambar dalam hidupnya. Terlalu lelah untuk kembali menitikkan air mata hati. Terlalu lelah untuk kembali berjalan menuju sesuatu di ujung sana. Karena kau lelah, mengapa tak kau beristirahat dulu sekarang? Meskipun kau tak akan pernah kembali berjalan lagi untuk waktu yang cukup lama, kini kau dapat berhenti berusaha berjalan karena kaki mu sudah cukup lelah berlari. Garis finish sudah dilewati. Meskipun tak kau dapati medali emas, mengapa tak kau berhenti berlari? Garis akhir telah kau temui. Kini saatnya kau oleskan penahan sakit bagi kakimu yang memar. Tak masalah kau beli dan oleskan sendiri. Siapa yang membutuhkan orang lain untuk melakukan itu ketika kau memiliki kedua tangan yang dapat kau gunakan? Sendiri, tak apa. Kau memang selalu begitu bukan? Tak masalah. Dulu sebelum  kau mulai berlari dalam keceriaan melangkahkan kakimu yang mungil, kau tetap dan selalu sendiri bukan? Jadi sekarang setelah kau temui garis akhir itu, tak apa kembali kepada tempatmu berada sebelumnya.

Terlalu cepat...rasanya semua terlalu cepat berlalu. Baru kemarin rasanya mengakhiri masa-masa tingkat dua. Ketika bunga baru mulai bermekaran. Ketika perasaan tak lagi beku. Ketika perasaan sakit mulai menemui penyembuh luka lama yang berbekas. Ketika perasaan berusaha menghilangkan bekas luka yang memang sampai kapanpun tak dapat hilang. Perasaan senang berada dalam ruangan tingkat tiga yang sama. Perasaan takut jujur pada diri sendiri bahwa rasa itu ada. Perasaan gugup bercerita pada kedua sahabat. Perasaan tak percaya yang terlukis di wajah mereka di sekeliling yang mulai bertanya tentang kalian. Perasaan tenang berhasil duduk bersama denganya berjam-jam. Perasaan bahagia dapat bercanda kecil dengannya. Semua terasa begitu cepat. Semua terasa seperti baru terjadi kemarin. Tak tau kini semua hampir berakhir, uh-oh...sudah berakhir.

Terlalu pedih...rasanya terlalu pedih. Pedih. Kau tau bukan rasa pedih ketika sebuah luka kembali mendapat luka. Tak sakit lagi. Memang tak sakit lagi. Hanya pedih. Terlalu pedih sampai kau tak dapat menitikkan air mata lagi. Terlalu pedih sampai kau tak ingin menatap matanya. Terlalu pedih sampai kau tak mampu menatap bayangannya yang lewat begitu saja, tak perdulikanmu. Terlalu pedih sampai tak ingin kau dengar semua tentang dirinya kembali. Bukan, bukan dia yang memberimu luka. Dirimu sendiri lah yang menyebabkan sebuah goresan kecil berarti itu tergores pedih sebagai luka. Siapa yang menyuruhmu terjatuh? Siapa yang menyuruhmu menetapkan hati untuk jatuh sedalam-dalamnya? Jangan...jangan terjatuh, sakit. Jangan...jangan jatuh terlalu dalam, tak ada yang rela mengulurkan tangan untuk menarikmu dari lumpur kotor. Tak hati-hati kau berjalan, begitulah pasti kata mereka. Kalau kau tau kau akan merasakan kepedihan yang luar biasa....kau tak akan pernah membuka pintu dan berjalan keluar rumah...sehingga kau tak akan terjatuh dalam lubang yang dalam. Begitulah pikiran semua orang...begitu juga pikirmu. Maka dari itu, jangan kau salahkan dirimu karena terjatuh dalam lubang kotor nan dalam. Jangan kau bohongi dirimu untuk tetap menunggu seseorang membantumu bangkit. Jangan kau lukai kembali luka yang belum kau bersihkan itu untuk mulai memandang orang lain dalam tatapan meminta bantuan. Jangan kau lewati hari-hari sepi mu dengan rasa sedih. Jangan kau tampakkan rasa pedih itu. Kau harus mencari cara tercepat untuk keluar dari lubang itu karena semakin lama kau disana....semakin dalam tempat itu menarikmu jatuh.

Terlalu lama...tak boleh kau terlalu lama. Tak boleh kau terlalu lama berharap seseorang yang sudah lewat namun tak memberikan tangannya untuk menarikmu keluar dari situ. Tak boleh kau terlalu lama memikirkan seseorang lain yang akan menarikmu kembali bangkit. Tak boleh kau terlalu lama berharap dalam kepalsuan akan mimpi yang kau buat nyata karena semua mimpi hanyalah angan-angan tanpa malu. Tak boleh kau terlalu lama berharap dalam ketidakpastian akan sebuah kenyataan yang adalah mimpi dalam mimpi berjalanmu...sleepwalking. Berjalan dalam mimpi. Ya, semua terasa nyata. Namun, sadarkan dirimu karena itu masih hanyalah sebuah mimpi yang kau buat nyata.

Terlalu jauh...tak boleh kau terlalu jauh masuk ke dalam mimpimu yang tak lain hanyalah sebuah kisah karanganmu. Kini kau telah mendapatkan akhir dari kenyataan hidupmu. Mengapa tak kau jadikan itu sebagai akhir bagi mimpimu? Kenyataan adalah mimpi. Mimpi adalah kenyataan. Dua hal itu kau buat sama, itulah mengapa harapan itu selalu ada di tempat yang sama selama ini. Kisah nyata telah menemui akhir. Sepertinya....tiba saatnya kisah mimpi menemui akhir. Kau takut untuk bermimpi lagi? Ya, aku mengerti. Kalau begitu....jangan pernah tertidur untuk bermimpi. Kalau begitu....jangan pernah terbangun untuk kenyataan. Tutup pintu dan diamlah di dalam...jangan keluar dari sana karena apabila kau melangkah keluar, kau akan bertemu dengan banyak orang dan kau tak dapat beristirahat dalam diam bagi dirimu sendiri. Tutuplah pintu rapat-rapat, hati.

Terlalu banyak...hal yang terjadi selama ini yang hanya dapat dijadikan kenangan bagi dirimu seorang. Terlalu banyak hingga kau tak mampu menghitung ulang. Terlalu banyak sampai rasanya dirinya tak dapat mengingat satu pun. Tak ingin mengingat, bisa jadi. Tak akan mengingat, pasti. Terlalu banyak sampai kau kini tak ingin menuliskan dirinya kembali dalam lembaran kertas berwarna. Terlalu banyak bagian-bagian kecil dari pajangan hati yang kau berikan untuknya sebagai puzzle emas. Terlalu besar pajangan hati yang kau berikan padanya sebagai sebuah hadiah perasaan. Tak tau, ternyata ia tak lain adalah seorang pemecah kaca. Tak menerima pajangan kaca. Terima memang namun sebagai pemecah kaca, ia harus menunjukkan tenagannya untuk memecahkan pajangan kaca hati itu dan membuatnya menjadi sebuah kaca yang baru. "Aku tak dapat menjual kaca hati ini padanya karena aku tak dapat memberikan pajangan hati ini seperti aku memberikan pajangan yang sama dulu kepada seseorang yang lain." Begitu katanya pada seorang pelanggan berbadan besar, sangar terlihat namun hati hangat. "Oh begitu...aku sudah tau." Kata Ahn Youngyi ketika seorang berbadan besar yang tak lain bernama Bebe, teman Ahn menjelaskan ungkapan seseorang itu ketika Bebe bertanya tentang Ahn Youngyi kemarin. Youngyi berusaha tersenyum tipis, "Ya...aku sudah menebaknya dan sudahlah tak apa. Tak sakit, lihat saja air mata pedih tak mampu keluar." Ahn menerima setiap kata demi kata yang keluar dari bibir Bebe yang berbisik itu dengan sangat pedih. Kembali rasanya terlalu pedih, sampai-sampai rasa itu mati dalam kebekuan detak jantung. Tak apa...terlalu pedih. Tak apa...memang kuat, tak apa. Mungkin kuat...tak apa.

Terlalu takut....apa yang Ahn Youngyi takutkan selama ini menjadi kenyataan. Apa yang selama ini Youngyi katakan pada dirinya hanya menjadi bumerang baginya. Ia terlalu bahagia karena dapat berada dekat dengannya sehingga tak sadar lampu itu tak pernah berubah hijau. Agustus...September...April...lampu itu tak pernah berubah warna sekalipun. Ahn terlalu senang tak tertabrak mobil ketika melewati lampu merah tanda berhenti itu dengan menari. Lucky...beruntung mungkin untuk pertama kali. Tak ada mobil yang lewat....untuk kedua kali. Dan kini tabrakan maut terjadi dan Ahn baru sadar ia harus menjauhi jalan raya itu ketika kecelakaan terjadi di depan matanya. Bukan dirinya yang tertabrak mobil yang lewat. Bukan dirinya melainkan bayangannya yang selalu menari di depan. Tertabrak duluan. Ia kini sadar bahwa selama ini lampu itu tak pernah hijau, lampu bagi pejalan kaki itu selalu merah. Setidaknya, ia sadar ia pernah diberikan kesempatan untuk merasa aman dan nyaman untuk berjalan ketika lampu sedang merah tanpa harus terluka. Kalau kau mau tau, kini Ahn Youngyi terluka pedih karena bayangannya mengalami kecelakaan hebat dalam batin. Bayangannya kehilangan banyak hal. Kaki untuk melangkah maju menuju rasa bahagia. Tangan untuk meraba sesuatu yang ada di depan. Mata untuk melihat mereka di sekeliling. Hati untuk memandang lurus dalam diam, spesies yang berbeda. Mimpi untuk memulai semua kisah. Kenyataan untuk kembali hidup. Ahn kini tak tau apa perbedaan mimpi dan kenyataan. Ahn kehilangan rasa kecap, kebas. Ahn kehilangan keahlian dalam warna, buta. Ahn takut berjalan karena memang tak dapat berlari pergi. Ahn takut meraba karena tak dapat merasakan benda hidup bernapas. Ahn takut melihat karena mata kini hitam gelap. Ahn takut memandang lurus karena hati kini telah beku. Ahn takut bermimpi karena takut terjatuh dari tempat tidur yang empuk. Ahn takut pada kenyataan karena semua itu hanyalah mimpi yang tak berujung. Ahn sangat takut, terlalu takut. Banyak hal hilang dalam dirinya. Namun satu yang pasti....ia tau kini bagaimana rasanya benar-benar jatuh dan bagaimana rasanya benar-benar terluka karena kecelakaan bayangan diri. Ia tak benci seseorang itu, mana mampu. Mengapa tak kau tabrak bayangannya lebih awal? Mengapa kau menjaganya dari kecelakaan yang harusnya terjadi padanya? Mengapa tak dari awal kau katakan padanya bahwa lampu sedang merah bagi pejalan kaki? Mengapa....? Sehingga Ahn Youngyi tak perlu terlalu sering menari. Sehingga Ahn youngyi tak perlu terlalu senang menari. Sehingga Ahn Youngyi tak perlu terlalu mencintai sebuah tarian. Sehingga Ahn youngyi dapat berperilaku seperti layaknya seorang pejalan kaki.


Terima kasih untuk hari-hari yang kau ciptakan bagiku untuk bermimpi. Mungkin banyak hal yang tak dapat kau percaya dalam hidup ini, tapi percayalah bahwa kau pernah menjadi cinta pertama seseorang. 

Wednesday, April 8, 2015

107 ㅡ ♕ 잘가...

그만 하자 영이야...

다 울면 됐어. 아무 말이 이제 없었다 그 사람 한테....
그냥...

고마워 내 인생이 와주셔서 정말 고마워.
미안해 내가 만약 널 귀찮게 해드려 정말 미안해.
니가 자신 있구나 그래서 나 한테 너의 뒷모습을 보여 주겠다.
괜찮아....조심해 가....난 이제 널 안 기다려...천천히 가.
아프지 마...잘가....안녕...

Youngyi menarik napas panjang sebelum melangkah mundur ke belakang...selangkah mundur. Hari demi hari terhitung tepat, langkah mundur semakin jauh tak tau sekarang sudah jauh disana. Melangkah mundur bukanlah sebuah kekalahan. Melangkah mundur bukanlah sebuah kesalahan. Melangkah mundur selangkah demi selangkah bukanlah sebuah keputusasaan. Melangkah mundur selangkah demi selangkah bukanlah sebuah kebencian. Melangkah mundur adalah sebuah kedewasaan yang kau alami ketika sebuah mimpi tak lagi nyata dan sebuah kenyataan tak lagi akan menjadi mimpi. Kenyataan yang tak dapat kau percaya sebelumnya, cobalah untuk percaya. Terlebih percayalah pada dirimu sendiri karena ketika kau percaya pada dirimu sendiri, tak akan ada langkah mundur yang kecewa. Tak akan ada langkah mundur yang berat kau lewati. Yang ada hanyalah, kebiasaan yang terlalu biasa. Tak akan kau lupa pernah menyayangi sebuah boneka dengan begitu dalam. Tak akan kau lupa karena adalah sebuah kebiasaan bagimu untuk memeluk boneka itu ketika kau sampai di rumah. Kebiasaan yang terlalu biasa. Melangkah mundur bukanlah berhenti memberi melainkan berhenti melangkah maju dan tetap di tempatmu berada. Mengapa? Karena rambu lalu lintas yang terlihat untuk pejalan kaki menunjukkan sebuah tanda merah. Tak tau sampai kapan lampu merah itu ada di sana. Namun, satu yang pasti....ketika kau jadikan hal untuk memberi dan menunjukkan rasa sayangmu itu adalah sebuah kebiasaan...tak masalah lampu merah itu bagimu. Kau memang berhenti berjalan tapi kau tak berhenti memandang...dari kejauhan dari sebrang sana. Diam-diam, tanpa melakukan apapun. Hanya diam tak bergerak maju. Hanya berhenti berusaha melangkah maju dan belajar membaca tanda dari sebuah lampu. Butuh waktu yang lama pastinya untuk belajar pelajaran mengenai rambu lalu lintas itu, namun pelan-pelan dapat kau lakukan. Tak kau paksakan dirimu, hanya jangan melangkah maju ketika lampu sedang merah karena mobil-mobil yang lewat dapat menabrakmu jatuh.

Tuesday, April 7, 2015

106 ㅡ ♕ 비랑 같이 울었다.

오늘 너의 눈이 계속 피했어. 왜? 내가 널 그만 좋아해서 만약 내가 너의 눈이 봤으면 난 널 또 빠져서 겁이나.

힘들어...맨날 맨날 혼자 울어 바보 처럼. 무슨 이유는 모르겠지만. 난 어떻게 하면돼? 난 이제 어떻게 살아...? 이 감정은 어떻게 지워?

날 사랑하면 안되는거야? 왜....? 왜 나 안돼? 널 좋아 하는거 진심이야...정말 진심이야. 진심인데 넌 왜 내 마음이 안보일까? 난 너 한테 다 보여주고 싶어. 노력 했었는데...이게 안되는것 같아서 그만 두고...나는 니 게임은. 미안해...나 먼저 떠났어...난 못참아...너무 아파서 나 먼저 갈께.

"영이야...왜 혼자 울어? 비가 있잖아. 너 비랑 같이 울어도 돼. 그래서 혼자가 아니야...그냥 비랑 같이 울어....그냥 같이...."


Monday, April 6, 2015

105 ㅡ ♕ 나는 안호구다.

너의 어제 메세지를 난 방금 봤어...니가 뭘 보내.
어제는 난 하루종일 너 때문에 핸드폰을 안봤어.
마음이 아파서 그래.





내 생각은 맞았다. 너 나 안 걱정했어. 나 뭘 했는지...누구를 만났는지...어디갔는지...하나도 안 궁금했어...이제 나 알았으면 된다고. 마음이 너무 아파 오늘도 너 때문에 많이 울었어....드라마 때문에 응...너 때문에 아니야. 니가 왜? 난 너 때문에 왜 울어? 니가 뭔데 내 인생이 이렇게 만들고....? 어...? 니가 뭔데?




그래서 나도...이제 하나도 안궁금해...난 널 걱정 안해. 
힘들다. 이 말은 내 입을 또 왔네. 힘이 없어서 학교 다니면 웃음을 못했지만 웃어야지 날 위해서. 말 했잖아...널 위한건 아니야 날 위해서 그래. 니가 이 말은 들었으면 좋겠다...그래서 니가 날 빨리 미워...날 미워도 좋아...그래서 난 진짜 진짜 그만 두고 가. 아무것도 안해. 가만히 있을게. 달려가 아니야. 그냥...가만히 니 옆에 있을게.

Saturday, April 4, 2015

104 ㅡ ♕ 하나만 물어볼게.

오늘도 똑같다.

아무 소식이 없어. 널 아직 기다리고 있어. 바보 같아...




영이야...난 뭐 하나만 물어볼게. 너 언제 지겨워 졌니? 언제 피곤했니? 언제 그만 기다려 졌니? 언제....? 넌 계속 이러면 안돼. 상처를 받을거야. 정신이 들어!! 일어나! 이게 꿈 아니야. 사실이야. 받아...이 사실.

그 남자 널 좋아해....이게 바로 거짓말이야. 꿈인데...일어나. 더이상 너의 꿈은 살지마. 그만해. 괜찮아 그만 사랑하지마. 그만해 영이야....그냥 피곤하다고 말해.




"지친다..."
"피곤하다..."
"마음이 너무 아파서 널 그만 좋아한다고."
"피곤해서 널 그만 달려갈거야."
"난 안괜찮은데 이제 너의 소식이 듣기 싫어."
"난 널 좋아했지만 싫어..."

그냥 그 말은 다 그 사람 한테 말해...영이야. 넌 혼자 못참아. 정말 못해....다....말하면 됐어. 이제 그만 울어...빨리 일어나.

난 널 행복했으면 좋겠다. 행복해라 안영이. 웃러라 안영이. 잘 살아 안영이. 

Friday, April 3, 2015

103 ㅡ ♕ 무슨 일 있어?

아무 소식이 없어도 아직까지 오늘 너의 메세지를 기다리고 있어 바보 처럼.

뭐야...영이야...너는 호구다. 넌 호구의 사랑 드라마 봤을때 무슨 생각이 떠올려? 바보. 니가 바보야. 영이는 호구다. 바로 제일 바보 여자다. 인정할께.

"영이야...왜 너의 브록을 계속 한국 포스트야? 왜? 무슨 일 있어?" 박봄은 물었다. 

"아니야...아무 일 없어. 심심해서 그래." 안영이는 대답했다.

힘들지 않아 난 확실히 내 마음을 알아. 그냥 이 느낌 싫어. 널 싫어하지도 않아...그냥 피곤해. 

이별하려고 왔어...고맙다 내 첫사랑.


니가 어디갔는지... 누구를 만났는지... 뭘 했는지... 나 한테 그 말은 말해 못했으면 괜찮아. 우리는 그냥 친구야 아니 우리 아무 사이도 아니니까. 그래서 난 듣기 필요하지 않아. 난 널 이해해... 노력 해볼게....