Saturday, January 10, 2015

51 ㅡ ♕ Runaway, Break The Chicken Soup's Bowl!

Aku ingin lari darimu,
Tapi bila kau tak datang dan menemukanku...
Aku akan mati.
- Shirley Bassey.


Dia adalah seorang pelari. Dia bukan pelari dalam pengertian biasanya. Dia lari dari cinta. Cinta membuatnya sangat ketakutan, dan tidak tahu mengapa. Ada sesuatu tentang perasaan yang sebegitu indah yang menimbulkan rasa takut pada dirinya yang tidak seperti hal lainnya. Mustahil merasakan yang indah tanpa mengetahui bahwa kita akhirnya akan terluka. Begitulah yang selalu ada di pikirannya selama ini.

Salah satu harapan tertingginya di dalam hidup adalah hidup dengan si dia yang istimewa. Orang yang membuat kita merasa betah karena berada bersamanya. Orang yang membuat hati kita mencair dengan penampilan yang biasa saja. Orang yang memahami bahwa dia adalah pelari, dan tetap menantikannya dengan sabar sampai dia lelah, dan menoleh ke wajah yang sudah pernah dia hadapi - bahwa cinta akan menjadi lebih kuat seiring waktu.

Dan dengan orang yang tepat, cinta bisa berkembang menjadi sesuatu yang melampaui impianmu yang paling tinggi. 

Dia akhirnya bertemu denganku. Aku memandangnya sebagai cinta dalam hidupku. Untuk sementara waktu, paling tidak. Maksudku, masih ada sedikit sisa keinginannya untuk berlari. Aku menyadari itu dan berulang kali aku memberinya ruang. Tak ada ikatan. Tak ada batasan. Ketika dia datang, aku menyambutnya, dan menyediakan hatiku untuk dia sandari. Aku memaafkan, tetapi tidak melupakan. Untuk itu aku tahu dia merasa bersyukur. Dia membutuhkan pengingat, meskipun aku kadang-kadang terlalu samar mengingatkan. Ketika dia mundur dan menatap mataku, yang mudah dilakukan ketika orang jatuh cinta, dia melihat nyeri yang diakibatkan oleh ulahnya. Itu sudah cukup untuk membuatnya lari selamanya, karena yang paling tidak diinginkannya adalah membuat orang lain terluka. Terutama menyakiti seseorang yang mungkin begitu dia cintai. Tapi bila dia lari dariku dengan niat tak pernah kembali, dia pernah mencobanya sekali, kami berdua hanya menjadi pecundang.

Begitulah kami belajar sesuatu dari melarikan diri dari cinta sejati. Tidak mungkin. Cinta sejati tidak akan mengejar ke mana pun kita pergi. Cinta sejati ada di dalam diri kita. Cinta itu menjadi bagian dari hidup yang harus diakui. Memang sudah seharusnya begitu.

Hari-hari berlalu, kini dia sudah semakin jarang berlari. Kalaupun berlari, dia tak pernah menyimpang terlalu jauh dari rumah, karena di hatinya yang paling dalam, dia tahu aku juga mencintainya. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini sebelumnya. Ya ampun, aku tak pernah bisa begini. Cinta bisa jadi apa saja, tetapi ujung-ujungnya, cinta menjadi sebatas apa yang kita perbolehkan - bukan menjadi yang kita ciptakan. 

Tidak ada tempat untuk berpaling lagi ketika kau menemukan tujuanmu, dan itulah hal yang menyenangkan. Karena, asal tahu saja, dia sudah lelah berlari.




Jay Rylant
("aku" <-> "dia")