Sunday, September 28, 2014

17 ㅡ ♕ Two Pigeon

Sentuhan lembut bagi buku biru yang lusuh tak berdaya
Halaman-halaman penuh drama cerita kasih kita
Isi kenangan hati dua merpati dalam kotak-kotak permata
Kotak merah dadamu yang kau bawa setiap rabu usangmu
Kotak merah melingkar yang kubawa setiap kamis senduku

Batu bata biru menjadi saksi hati 2 merpati patah hati
Ruangan biru yang dulu menangkap hati kini menjadi pemisah sejati
Meja kursi tarki bertanya curiga kapan akan kembali meletakkan beban hari
Sketsa siput penuh makna kini terbakar hangus abu fana
Lukisan penuh angka di atas lapisan licin bersama tinta hitam menjadi kenangan tak terlupakan

Sang merpati membuka setiap halaman penuh rasa ngeri
Ketakutan bagai tersambar petir memeluk tulang rusukku
Kesedihan yang tiada artinya kembali menghentakkan kakinya di jantungku
Kebodohan yang kini hanya menjadi kebencian pada diri sendiri mulai merenggut perhatian jiwaku
Keindahanmu yang baru kini tersiar di mataku membuatku semakin menyentuh lantai dingin tak berdaya

Tiga keyakinan yang dibuat sang merpati demi perubahan kasih
Tahun demi tahun berlari bagai pelari maraton yang tak pernah bertemu garis akhir
Tak satu pun ingin menjadi beo
Tak satu pun mulai bersuara meski awan milik bersama
Tak satu pun ingin bersama meski merpati lain mengundang 

Merpati kasih terbang bebas menembus awan bersama cendrawasih
Hati yang bukan hati berdarah tersayat namun tak berani tampak
Kesunyian dunia satu-satunya cara berbicara
Senyuman kecil terukir di kanvas hati sang merpati sendiri
Nyanyian lembut menggema sedih......pergilah kasih.


"Bye..."